Allah menyuruh kita bersatu dan melarang kita berpecah belah. Orang-orang beriman itu, ketika bersatu tidak harus sama. Berbeda tidak harus bermusuhan dan bertikai.
Mewujudkan persatuan umat Islam itu butuh kesabaran. Sebab bila tidak sabar maka kita akan terus bertikai hingga membuat kita lemah sebagaimana Allāh tandaskan dalam Al-Qur'ān.
Juga pihak yang paling tidak senang melihat persatuan umat Islam tentunya adalah musuh bersama sejak dahulu.

Allāh Subhānahu wa Ta’ālā berfirman:
إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا.
Jika kalian memperoleh kebaikan, niscaya mereka (orang-orang kafir) bersedih hati, tetapi jika kalian mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. [QS. Āli-'Imrān:120]

Qatādah rahimahullāh mengatakan dan senada juga dengan ar-Rabī' rahimahullāh...
“Apabila mereka melihat keharmonisan, persatuan dari orang-orang Islam serta tampak lebih tinggi dari musuh mereka, maka mereka marah dan ini membuat mereka sedih. Apabila mereka melihat pada diri orang-orang Islam perpecahan, perselisihan atau ada sebagian dari orang-orang Muslim terkena musibah maka mereka bergembira.” [Tafsir ath-Thabari: VII/155-156]

sumber : https://www.facebook.com/robymaulana87?hc_ref=ARSJ0f0Y4f9ooOS_vi-705bj3cojWQlQjZZm2vEKpgAhZe91SRmUq65zJ60UOLYgqNc&fref=nf